Fakta Kebenaran
Al-Qur'an
Fakta Kebenaran Al-Qur'an - Kita semua tau
bahwa Al-Qur'an adalah Wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang diturunkan
dengan tujuan sebagai panduan bagi ummat manusia. Kebenaran Al-Qur'an tidak
bisa dibantah lagi, karena bukan hanya orang muslim yang mengakuinya, bahkan
orang non-muslim pun membenarkan Al-Qur'an. Berikut pernyataan tentang
kebenaran Al-Qur'an.
1. Prof. Yoshihide Kozai
Guru Besar Universitas Tokyo dan Direktur The
National Astronomical Observatory, Mikata, Tokyo, Jepang, Sulit membayangkan
bahwa tipe pengetahuan ini telah ada pada 1400 tahun yang lalu.
Mungkin ada beberapa hal yang mereka memiliki
ide sederhana tetapi untuk menggambarkan hal ini secara detail sangat susah.
Sehingga, hal ini tidak didefinisikan ilmu pengetahuan manusia secara
sederhana. Beberapa di antara mereka mengatakan bahwa pengetahuan bisa berasal
dari luar alam semesta ini. “
Saya sangat terkesan dengan menemukan
fakta-fakta kebenaran astronomi dalam Quran, dan bagi kami para astronom modern
telah mempelajari potongan-potongan yang sangat kecil dari alam semesta, Kami
telah memusatkan upaya kami untuk memahami bagian terkecil itu.
Karena dengan menggunakan teleskop, kita dapat
melihat bagian yang paling kecil dari langit tanpa berpikir tentang alam
semesta. Dan alqur’an menjawab semua pertanyaan dan apa yang dikatakan alqur’an
tentang astronomi benar tidak ada kesalahan sedikitpun, dan alqur’an ini merupakan
jalan dan patner buat saya untuk investigasi alam semesta. “
2. Prof: Dr. T. V. N. Persaud
Ahli anatomi, ahli kesehatan anak-anak,dan ahli
ginekologi kebidanan dan ilmu reproduksi di Universitas Manitoba, Winnipeg,
Menitoba,Kanada. Persaud is Professor of Anatomy, Professor of Pediatrics and
Child Health, and Professor of Obstetrics, Gynecology, and Reproductive
Sciences at the University of Manitoba, Winnipeg, Manitoba, Canada. There, he
was the Chairman of the Department of Anatomy for 16 years. He is well-known in
his field. He is the author or editor of 22 textbooks and has published over 181
scientific papers. In 1991, he received the most distinguished award presented
in the field of anatomy in Canada, the J.C.B. Grant Award from the Canadian
Association of Anatomists. When he was asked about the scientific miracles in
the Quran which he has researched, he stated the following:
Dia mengatakan: Muhammad tidak bisa menulis dan
membaca, seorang yang geniuspun tidak akan mampu membuat pernyataan yang
menakjubkan dan akurat tentang fakta kebenaran ilmiah.
Dan Semua yang tertulis di dalam al-Quran pasti
sebuah kebenaran, yang dapat dibuktikan dengan peralatan ilmiah. “ dan tidak
menyulitkan akal saya untuk menerima dan mengatakan bahwa alqur’an adalah wahyu
ilahi. We’re talking about 1400 years ago, you have some illiterate person
making profound statements that are amazingly accurate, of a scientific nature…
3. Prof. Dr. William W. Hay
Hay is a well-known marine scientist. He is
Professor of Geological Sciences at the University of Colorado, Boulder,
Colorado, USA. He was formerly the Dean of the Rosenstiel School of Marine and
Atmospheric Science at the University of Miami, Miami, Florida, USA. After a
discussion with Professor Hay about the Quran’s mention of recently discovered
facts on seas,
He said:. “I find it very interesting that this
sort of information is in the ancient scriptures of the Holy Qur’an, and I have
no way of knowing where they would have come from. But I think it is extremely
interesting that they are there and this work is going on to discover it, the
meaning of some of the passages.”
4. Prof. Dr. E. Marshall Johnson
Guru Besar ilmu Anatomi dan Perkembangan
Biologi, Universitas Thomas Jefferson, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika
Serikat. and the Director of the Daniel Baugh Institute. He was also the
President of the Teratology Society. He has authored more than 200
publications. In 1981, during the Seventh Medical Conference in Dammam, Saudi
Arabia, Professor Johnson said in the presentation of his research paper:
Alquran tidak hanya menjelaskan perkembangan
dari bentuk eksternal, tetapi juga menekankan tahap internal, tahapan dalam
embrio, penciptaan dan perkembangannya, menekankan peristiwa besar yang diakui
oleh ilmu pengetahuan kontemporer. “
Sebagai seorang ilmuwan, saya hanya bisa
mengatakan sesuatu apa yang dapat saya lihat. Saya bisa mengerti embriologi dan
biologi perkembangan.
Saya bisa memahami kata-kata yang diterjemahkan
kepada saya dari Al Qur’an, dan apa yang dikatakan alqur’an semuanya benar,
jikalau saya pindah kezaman nabi muhammad dan
saya membaca alqur’an saya tidak mmungkin bisa menjelaskan apa yang ada dalam
alqur’an, dan ini adalah bukti bahwa ini adalah wahyu ilahi dan saya percaya
itu.
5. Prof: Dr. Gerald C. Goeringer is a Professor
and Coordinator of Medical Embryology in the Department of Cell Biology, School
of Medicine, Georgetown University, Washington DC, USA.
In a relatively few ayahs (Qur’anic verses) is
contained a rather comprehensive description of human development from the time
of commingling of the gametes through organogenesis. No such distinct and
complete record of human development such as classification, terminology, and
description existed previously. In most, if not all instances, this description
antedates by many centuries the recording of the various stages of human
embryonic and fetal development recorded in the traditional scientific
literature.
6. Prof. DR. Keith L. Moore is a professor
emeritus in the division of anatomy (department of surgery), former Chair of
anatomy from 1974 to 1984[1] and associate dean for Basic Medical Sciences
(Faculty of Medicine) at the University of Toronto, Ontario, Canada. He has
also worked at the King Abdulaziz University in Jeddah, Saudi Arabia. Moreover,
he is a founding member of the American Association of Clinical Anatomists
(AACA). He was President of the AACA between 1989 and 1991[2]. He is most known
for his textbooks on the subjects of anatomy and human embryology.
Telah jelas bagi saya bahwa pernyataan ini pasti
berasal dari Allah melalui Muhammad, sebab hampir seluruh pengetahuan ini tldak
ditemukan sampai beberapa abad setelahnya. Hal ini membuktikan kepada saya
bahwa Muhammad adalah utusan Allah. “Karena pementasan embrio manusia sangat
kompleks, karena proses berkelanjutan perubahan selama perkembangan, dan sistem
klasifikasi baru dapat dikembangkan dengan menggunakan istilah yang disebutkan
dalam Al Qur’an dan Sunnah. Sistem yang diajukan lebih sederhana, komprehensif,
dan sesuai dengan pengetahuan embriologi saat ini.
The intensive studies of the Qur’an and Hadith
in the last four years have revealed a system of classifying human embryos that
is amazing since it was recorded in the seventh century A.D… the descriptions
in the Qur’an cannot be based on scientific knowledge in the seventh century.
7. Prof.Dr. Joe Leigh Simpson
Ketua Jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan
Prof. Molecular dan Genetika Manusia, Baylor College Medicine, Houston, Amerika
Serikat and Professor of Molecular and Human Genetics at the Baylor College of
Medicine, Houston, Texas, USA. Formerly, he was Professor of Ob-Gyn and the
Chairman of the Department of Ob-Gyn at the University of Tennessee, Memphis,
Tennessee, USA. He was also the President of the American Fertility Society. He
has received many awards, including the Association of Professors of Obstetrics
and Gynecology Public Recognition Award in 1992. Professor Simpson studied the
following two sayings of the Prophet Muhammad:
these Hadiths (sayings of Muhammad) could not
have been obtained on the basis of the scientific knowledge that was available
at the time of the ‘writer’… It follows that not only is there no conflict
between genetics and religion (Islam) but in fact religion (Islam) may guide
science by adding revelation to some of the traditional scientific approaches…
There exist statements in the Qur’an shown centuries later to be valid which
support knowledge in the Qur’an having been derived from God
8. Prof. Dr. Alfred Kroner
Ketua Jurusan Geologi Institut Geosciences,
Universitas Johannnes Gutterburg, Maintz, Jerman.
Dia mengatakan: “Thinking where Muhammad came
from…Dan saya pikir sungguh tidak mungkin bahwa muhammad bisa mengetahui banyak
hal tentang asal mula alam semesta, karena para ilmuwan hanya menemukan ini
beberapa tahun terakhir dengan metode teknologi yang sangat canggih, untuk mengungkap
fakta ilmiah,
Jika Anda menggabungkan semua ini dan Anda
menggabungkan semua laporan yang dibuat dalam Al Qur’an dalam hal yang
berhubungan dengan bumi dan pembentukan bumi dan ilmu pengetahuan pada umumnya,
pada dasarnya anda bisa mengatakan bahwa pernyataan yang dibuat ada banyak cara
benar, sekarang dapat dikonfirmasikan dengan metode ilmiah, dan dengan cara,
kita bisa mengatakan bahwa Qur’an adalah buku teks ilmu pengetahuan sederhana
untuk orang sederhana. Dan pernyataan alqur’an pada wakut alqur’an diturunkan
tidak dapat dibuktikan, tetapi metode ilmiah modern sekarang ini dapat
membuktikan apa yang dikatakan Muhammad 1400 tahun yang lalu
9. Prof.Dr: Tejatat Tejasen : Professor Tejasen
studied various articles concerning the Qur’an and modern embryology. He spent
four days with several scholars, Muslims and non-Muslims, discussing this
phenomenon in the Qur’an and Hadith. During the 8th Saudi Medical Conference in
Riyadh, Saudi Arabia he stood up and said:
“In the last three years, I became interested in
the Qur’an… From my studies and what I have learned throughout this conference,
I believe that everything that has been recorded in the Qur’an fourteen hundred
years ago must be the truth, that can be proved by the scientific means.
Saya pikir inilah saatnya mengucapkan “Tiada
Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.”Tidak
ada keraguan bahwa al-Quran adalah keajaiban abadi yang kita miliki.
Sebagaimana firman Allah di dalam al-Quran
10. Napoleon Bonaparte
Dari buku “Bonaparte et I’Islarn oleh Cherlifs,
Paris, p. 105, berkata sebagai berikut: Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi
akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi
untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip-prinsip ajaran
Islam, karena hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin
manusia kepada kebahagiaan.*
11. W.E. Hocking dalam “Spirit of World Politics
New York 32″, p. 461 , berkata: “…saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa
Qur’an berisi amat banyak prinsip-prinsip yang diperlukan untuk pertumbuhannya
sendiri. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa hingga pertengahan abad ke-13,
Islamlah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia
Barat.”
12. E. Denisen Ross dari “Introduction to the
Koran-George Sale”, p. 5, berkata: “Qur’an memegang peranan yang lebih besar
terhadap kaum Muslimin daripada peranan Bible dalam agama Kristen. Ia bukan
saja merupakan sebuah kitab suci dari kepercayaan mereka, tetapi juga merupakan
text book dari upacara agamanya dan prinsip-prinsip hukum
kemasyarakatan…..Sungguh sebuah kitab seperti ini patut dibaca secara meluas di
Barat, terutama di masa-masa ini, di mana ruang dan waktu hampir telah
dipunahkan oleh penemuan-penemuan modern.”
13. George Sale dalam buku “Joseph Charles
Mardrus-Premilinary Discourse”, berkata: “Di seluruh dunia diakui bahwa Qur’an
tertulis dalam bahasa Arab dengan gaya yang paling tinggi, paling murni….diakui
sebagai standard bahasa Arab… dan tak dapat ditiru oleh pena manusia… Oleh
karena itu diakui sebagai mukjizat yang besar, lebih besar daripada
membangkitkan orang mati, dan itu saja sudah cukup untuk meyakinkan dunia bahwa
ALQUR’AN itu berasal dari Tuhan.”
14. . G. Margoliouth dalam buku “Introduction to
the Koran” (kata pendahuluan untuk buku J. M. H. Rodwell), London, 1918,
berkata: “Diakui bahwa Our’an itu mempunyai kedudukan yang penting diantara
kitab-kitab Agama di dunia. Walau kitab ini merupakan yang terakhir dari
kitab-kitab yang termasuk dalam kesusasteraan ini, ia tidak kalah dari yang
mana pun dalam efeknya yang mengagumkan, yang telah ditimbulkannya terhadap
sejumlah besar manusia yang telah menciptakan suatu phase kemajuan manusia dan
satu tipe karakter yang segar.”
15. DR. John William Draper dalam buku “A
History of the intelectual Development in Europe”, London, 1875, jilid 1 , p.
343-344, berkata: “Qur’an mengandung sugesti-sugesti dan proses moral yang
cemerlang yang sangat berlimpah-limpah; susunannya demikian fragmenter,
sehingga kita tidak dapat membuka satu lembaran tanpa menemukan
ungkapan-ungkapan yang harus diterima olehsekalian orang. Susunan fragmenter
ini, mengemukakan teks-teks, moto dan peraturan- peraturan yang sempurna
sendirinya, sesuai bagi setiap orang untuk setiap peristiwa dalam hidup.”
16. Prof. H. A. R. Gibb dalam buku
“Mohammadanism”, London, 1953, p. 33, berkata sebagai berikut: “Nah, jika
memang Qur’an itu hasil karyanya sendiri, maka orang lain dapat menandinginya.
Cobalah mereka mengarang sebuah ungkapan seperti itu. Kalau sampai mereka tidak
sanggup dan boleh dikatakan mereka pasti tidak mampu, maka sewajarnyalah mereka
menerima Qur’an sebagai bukti yang kuat tentang mukjizat.”
17. Harry Gaylord Dorman dalam buku “Towards
Understanding lslam”, New York, 1948, p.3, berkata: “Kitab Al-Qur’an ini adalah
benar-benar sabda Tuhan yang didiktekan oleh Jibril, sempurna setiap hurufnya,
dan merupakan suatu mukjizat yang tetap aktual hingga kini, untuk membuktikan
kebenarannya dan kebenaran Muhammad.”
18. Prof. Palmer : Ahli Geologi ternama Amerika
Serikat.
“llmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa
yang telah tertulis di dalam al-Quran beberapa tahun yang lalu. Para ilmuwan
sekarang hanya menemukan apa yang telah tersebut di dalam al-Quran sejak 1400
tahun yang lalu
19 Professor Armstrong : Prof. Armstrong was
asked a number of questions about Qur’anic verses dealing with his field of
specialisation. He was eventually asked, “You have seen and discovered for
yourself the true nature of modern Astronomy by means of modern equipment,
rockets, and satellites developed by man. You have also seen how the same facts
were mentioned by the Qur’an fourteen centuries ago. So what is your opinion?”
“That is a difficult question which I have been
thinking about since our discussion here. I am impressed at how remarkably some
of the ancient writings seem to correspond to modern and recent Astronomy. I am
not a sufficient scholar of human history to project myself completely and
reliably into the circumstances that 1400 years ago would have prevailed.
Certainly, I would like to leave it at that,
that what we have seen is remarkable, it may or may not admit of scientific
explanation, there may well have to be something beyond what we understand as
ordinary human experience to account for the writings that we have seen
20. Prof: Dr Maurice Bucaille : Ia adalah penulis
best-seller,”The Bible, The Qur’an and Science” (1976). His classical studies
of the scriptural languages, including Arabic, in association with his
knowledge of hieroglyphics, have allowed him to hold a multidisciplinary
inquiry, in which his personal contribution as a medical doctor has produced
conclusive arguments. His work, “Mummies of the Pharaohs – Modern Medical
Investigations” (St. Martins Press, 1990), won a History Prize from the
Académie Française and another prize from the French National Academy of
Medicine.
His other works include: “What is the Origin of
Man” (Seghers, 1988), “Moses and Pharaoh, the Hebrews in Egypt”, (NTT
Mediascope Inc, 1994); and “Réflexions sur le Coran” (Mohamed Talbi &
Maurice Bucaille, Seghers, 1989
After a study which lasted ten years, Dr.
Maurice Bucaille addressed the French Academy of Medicine in 1976 concerning
the existence in the Qur’an of certain statements concerning physiology and
reproduction. His reason for doing that was that :
our knowledge of these disciplines is such, that
it is impossible to explain how a text produced at the time of the Qur’an could
have contained ideas that have only been discovered in modern times.”
“The above observation makes the hypothesis
advanced by those who see Muhammad as the author of the Qur’an untenable. How
could a man, from being illiterate, become the most important author, in terms
of literary merits, in the whole of Arabic literature?
How could he then pronounce truths of a
scientific nature that no other human-being could possibly have developed at
that time, and all this without once making the slightest error in his
pronouncement on the subject?”
21. Professor of Marine Geology, Japan.
Sheikh Zindani asked him a number of questions
in his area of specialization, and then informed him of the Qur'anic verses and
Hadith which mention the same phenomena he spoke of. One of the questions was
concerning mountains.
Sheikh Zindani asked him about the shape of
mountains; and whether they were firmly rooted in the earth. "What is your
opinion of what you have seen in the Qur'an and the Sunnah with regard to the
secrets of the Universe, which scientists only discovered now?"
"I think it seems to me very, very
mysterious, almost unbelievable. I really think if what you have said is true,
the book is really a very remarkable book, I agree."
Sementara pendapat Para Ahli tentang Alkitab
injil/bible
Para ahli dan punya akal berpendapat bahwa
injil/bible tdk asli lagi alias palsu
1. Dr. Mr. D. N. Mulder dalam bukunya
"Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama", tahun 1963, pagina 12 dan 13,
berkata sebagai berikut: "Buku ini dikarang pada waktu-waktu tertentu, dan
pengarang-pengarangnya memang manusia juga, yang terpengaruh oleh keadaan
waktunya dan oleh suasana di sekitarnya dan oleh pembawaan pengarang itu
sendiri. Naskah-
naskah asli dari Kitab Suci itu sudah tidak ada
Iagi. Yang ada pada kita hanya turunan atau salinan. Dan salinan itu bukannya
salinan langsung dari naskah asli, melainkan dari salinan dan seterusnya.
Sering didalam menyalin Kitab Suci itu terseliplah salah salin."
2. Drs. M. E. Duyverman dalam bukunya
"Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru", tahun 1966, pagina 24 dan 25,
berkata sebagai berikut: "Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesalahan
dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya,
pada-hal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan
yang sungguh asli. Dan kira-kira pada abad keempat, di Antiochia diadakan
penyelidikan dan penyesuaian salinan-salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yang
sudah terlalu besar diantara salinan-salinan yang dipergunakan dengan resmi
dalam Gereja."
3. Dr. B. J. Boland dalam bukunya "Het
Johannes Evangelie", p. 9, berkata sebagai berikut: "Zijn ons de
waarheden van het Evangelie van Jesus Christus in haar corspron- kelij-ken
onvervalschen, zul veren vorm over-geleverd of zijn de door het intermediair
van den Griek schen Geest, van de Griek sche reid, het laat stea an te
nemen...dat de letter der Nieuw-Testament-ische boeken in de eerste eeuwen
anzer jaar-telling gewichtig wijzungen moet hebben ondergaan."
Artinya: Apakah kebenaran-kebenaran dari Injil
Jesus Kristus diserahkan kepada kita dalam bentuk murninya, asli dan tidak
dipalsukan, ataukah telah dirubah melalui alam fikiran kebudayaan Gerika ?
Umumnya yang terakhirlah yang diterima oleh orang jaman kini... bahwa
tulisan-tulisan Kitab Perjanjian Baru pada dua abad pertama perhitungan tahun
kita, pasti telah mengalami perubahan besar.
4. Dr. A. Powel Davies dalam bukunya "The
meaning of the Dead Sea Scrolls The New American Library" tahun 1961 , p.
106, berkata: "The first three, or Synoptic Gospels tell much the same
story. There are discrepancies; but it is impossible to a considerable extent
to reconcile them. John's Gospel, however, tells quit a different story from
the other three. If John is right, then the other three are wrong; If the
Synoptic are right, the John's gospel must surely be in error."
Artinya: Tiga Injil pertama, yaitu Injil
Synoptik, membawakan cerita yang sama. Terdapat pertentangan2 di dalamnya,
sehingga tidaklah mungkin sedemikian jauh untuk mendamaikan ayat-ayat ini.
Namun Injil Johannes, menceritakan cerita-cerita yang amat berbeda dari ketiga
Injil pertama itu. Bila Injil Johannes yang betul, maka ketiga Injil yang lain
itu salah; bila ketiga Injil itu betul, maka Injil Johannes pasti salah.
5. Dr. G. C. Vari Niftrik dan Dr. B. J. Boland
dalam bukunya "Dogmatika Masa kini", cetakan ketiga; tahun 1978, p.
322, berkata sebagai berikut: "Kita tidak usah merasa malu bahwa terdapat
pelbagai kekhilafan di dalam Al-Kitab injil; kekhilafan tentang angka-angka,
perhitungan-perhitungan tahun dan fakta-fakta. Dan tak perlu kita
pertanggungjawabkan kekhilafan-kekhilafan itu berdasarkan caranya isi Al-Kitab
telah disampaikan kepada kita, sehingga dapat kita berkata: dalam naskah asli
tentulah tidak terdapat kesalahan-kesalahan, tetapi kekhilafan-kekhilafan itu
barulah kemudiannya terjadi di dalam turunan-turunan (salinan-salinan) naskah
itu."
6. Herman Bakels (1871-1954) dalam bukunya
"Nij Ketters? Ya.. Om deere Gods", p. 119-120, lewat buku
"Dialog antara Ahmadiyah dengan saksi-saksi Yehowa", p. 83 dan 88
berkata sebagai berikut: "De andere ses Bijbels (Weda, Awesta, de boeken
over Boedha, Taoteking, Confusius boeken, Kor'an) ken ik niet genoeg...Van
onzen Bijbel weet ik dit zeker. Ik heb hem dertig jaar lang van voren tot
achteren doorploeterd. En ik zeg rondement; ik kan in Europa geen boek dat meer
stikvol dingen-die-niet-waar-zijn zit dan de Bijbel."
Artinya: Adapun enam buah kitab (Weda, Awesta,
Kitab-kitab tentang Budha, Taoteking, Kitab--kitab Confusius, Al-Qur'an) tidak
begitu saya kenal. Akan tetapi Bijbel kita ini, pasti saya ketahui. Sudah 30
tahun lamanya saya mengincah Bijbel kita ini dari awal sampai akhir. Oleh
karena itu terus terang saya katakan, bahwa di Eropa, saya belum kenal sebuah
kitab yang lebih padat dengan hal-hal yang tidak benar dari pada Bijbel.
Dia juga berkata: "Bijna alle koeken zijn
er misleidend, nip-seudepigra fisch. D.W.Z. niet geschreven door de auteurs op
wier namen zestaan, maar wel later geschreven."
Artinya: Hampir semua kitab-kitab dalam bibel
itu menyesatkan, yakni memakai nama. palsu, yaitu tidak ditulis oleh
pengarang-pengarang yang tercantum nama mereka di atasnya, melainkan ditulis
jauh di belakang mereka.
7. Surat kabar di Ghana, yaitu Harian Times, 24
Juni 1964 yang dimuat oleh harian Mercusuar Yk. tertanggal 31-8-1968; Mr. RT.
Payet, di dalam parlemen inggris tahun 1964 mengusulkan kepada Pemerintah
Inggris dalam hal ini The British Home Secretary agar Injil dilarang beredar.
Salah satu di antara sebabnya seperti yang ia katakan sebagai berikut: "I
know of no book in history which could compare with the Bible as a source of
brutality and sadistic conduct.
Artinya: Tidak ada di dalam sejarah satu buku
yang merupakan sumber dari perbuatan-perbuatan yang brutal dan sadis selain
Injil ini. (I. Sudibya Markus dalam buku "Dialog Islam-Nasrani dan Usul
Pelanggaran Injil di Inggris", terbitan Potrosari Ler. 28 Mgl.).
8. Prof. Herbert J. Muller dalam buku "The
Uses of the Past, p. 168 lewat bukunya O. Hashem, "Marxiesme dan
Agama", tahun 1965, Japi Surabaya, p. 45, berkata: "Scholars regard
this text ( I Johannes 5:7) as a later interpolation however, since it does not
appear in the best manuscripts."
Artinya: Para sarjana menganggap bahwa naskah
ini (I Johannes 5:7) adalah suatu sisipan/tambahan kemudian, karena ayat
seperti ini tidak diketemukan pada manuskrip-manuskrip terbaik.
9. Kata Herman Bakel dan Dr. A. Powel Davies,
"Injil Matius 28:19 dan Injil Markus 16:9-19 adalah sisipan. Bacalah
bukunya." (Hashem, "Jawaban Lengkap Kepada Pendeta Dr. J.
Verkuyl," terbitan JAPI, Surabaya, tahun 1969, hal. 94).
10. Dr. W Graham Scroggie dari Moody Bible
Institute, Chicago, adalah salah seorang penginjil yang paling dihormati di
dunia, ia menjawab pertanyaan, "Apakah Injil Merupakan Firman Tuhan?"
(juga judul bukunya), dibawah judul: “Bersifat Manusia, Juga Bersifat
Ketuhanan”, dikatakan pada halaman 17: "Benar, Injil adalah bersifat
manusia, meski beberapa orang yang tidak berdasarkan pengetahuan, telah
mengingkari hal ini. Kitab2 itu telah melalui pikiran manusia, ditulis dalam
bahasa manusia, dengan tangan manusia, dan mengandung gaya karakteristik
manusia."
11. Kenneth Cragg, Uskup Anglican dari
Yerusalem, berkata dalam bukunya "The Call of the Minaret" pada
halaman 277: "Tidak begitu dengan Perjanjian Baru ... Terdapat
penyingkatan dan editing, terdapat pilihan, reproduksi dan pembuktian. Di balik
penulis Kitab tersebut terdapat pemikiran Gereja. Kitab tersebut mewakili
pengalaman dan sejarah."
12. Ellen G. White, seorang "Nabi"
gereja Advent Hari Ketujuh, dalam komentar Injilnya pada buku pertama halaman
14, memuat pengakuan tentang kesalahan "Kitab Suci Injil", sbb :
"Injil" yang kita baca saat ini adalah hasil pekerjaan banyak
penyalin yang dalam banyak hal mengerjakan pekerjaan mereka dengan ketelitian
yang mengagumkan. Tetapi penyalin-penyalin ini tidaklah sempurna, dan Tuhan
tidak menjaga mereka semua dari kesalahan penulisan."
Mengenai Pornografi dalam Injil berikut
komentarnya :
George Bernard Shaw, pemikir dan dramawan besar
Inggris, sewaktu membaca Kitab Suci Injil dengan teliti mengatakan bahwa kitab
tersebut adalah "Kitab yang paling berbahaya di bumi. Jaga kitab tersebut
dalam keadaan terkunci: larang anak-anak Anda membacanya."
Dan majalah The Plain Truth, sebuah terbitan
"World Church of Tomorrow," dalam salah satu artikelnya mengatakan,
"Banyak badan sensor akan memberi Injil rating X
Artikel Dari :